LARINDA
ZUARI ( 2041510011 )
TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS
INTERNASIONAL SEMEN INTERNASIONAL
Roti? Siapa sih yang tidak mengenal dengan roti atau Bread. Ya roti merupakan sumber
karbohidrat yang cukup tinggi dan kebanyakan dikonsumsi sebagai makanan sehari –
hari di belahan dunia lainnya seperti eropa dan amerika. Sedangkan, bagi
masyarakat Indonesia kebanyakan roti hanyalah sebuah snack dan bukan menjadi makanan
pokok sehari- hari karena makanan pokok kebanyakan orang Indonesia memilih
nasi. By the way roti ternyata hasil dari sebuah produk yang berasal dari
gandum yang diolah dan melakukan fermentasi atau sering disebut dengan
bioteknologi yang menggunakan bakteri, jamur, dan lain – lain. Definisi Bioteknologi
sendiri berasal 2 kata yaitu Bio yang berarti hidup dan Teknologi sehingga akan
menghasilkan sebuah cabang ilmu baru yaitu Ilmu yang mempelajari mengenai
bagaimana cara memanfaatkan makhluk hidup seperti jamur,bakteri, virus dan
sebagainya yang dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia di bumi ini. Ilmu
bioteknologi sudah sangat berkembang pesat yang pada awalnya hanya bioteknologi
konvensional kini sudah merambah pada bioteknologi, modern, bioteknologi
pertanian, bioteknologi pangan dan sebagainya. Misalnya saja pada pembuatan
roti dengan melibatkan suatu organisme patogen seperti mikroorganisme.
Pembuatan roti pun ternyata memakai
ragi atau yeast yang menghasilkan jamur Saccharomyces
Cerevisisiae. Fungsi utama ragi adalah sebagai pengembang adonan. Pengembang
adonan terjadi karena ragi menghasilkan gas karbondioksida (CO2) selama
fermentasi. Gas ini kemudian terperangkap dalam jaringan gluten yang
menyebabkan roti bisa mengembang. Komponen lain yang terbentuk selama proses
fermentasi adalah asam dan alkohol yang berkontribusi terhadap rasa dan aroma
roti, namun alkohol akan menguap dalam proses pemanggangan roti.
PEMBAHASAN
1.
Bakteri Saccharomyces Cerevisiae
Saccharomyces
merupakan genus khamir/ragi/ en:yeast yang memiliki kemampuan mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2. Saccharomyces merupakan
mikroorganisme bersel satu tidak berklorofil ,
termasuk termasuk kelompok eumycetes. Tumbuh baik
pada suhu 30oC dan pH 4,8. Beberapa kelebihan saccharomyces dalam
proses fermentasi yaitu mikroorganisme ini cepat berkembang biak, tahan
terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan terhadap suhu yang tinggi, mempunyai
sifat stabil dan cepat mengadakan adaptasi.Menurut Dr. Anton Muhibuddin (2011),
beberapa spesies Saccharomyces mampu memproduksi ethanol hingga 13.01 %.
Hasil ini lebih bagus dibanding genus lainnya seperti Candida dan Trochosporon.
Pertumbuhan Saccharomyces dipengaruhi oleh adanya penambahan nutrisi
yaitu unsur C sebagai sumber carbon, unsur N yang diperoleh dari penambahan urea , ZA,amonium dan pepton , mineral dan
vitamin. Suhu optimum untuk fermentasi antara 28 – 30 oC. Beberapa
spesies yang termasuk dalam genus ini diantaranya yaitu Saccharomyces cerevisiae, Saccharomyces boullardii, dan Saccharomyces uvarum.
Saccharomyces cerevisiae merupakan
fungi mikroskopis, bersel tunggal dan tidak memiliki badan buah, sering
disebut sebagai ragi, khamir, atau yeast. Reproduksi vegetatifnya adalah
dengan membentuk kuncup atau tunas (budding). Pada kondisi
optimal, khamir dapat membentuk lebih dari 20 tunas. Tunas-tunas
tersebut semakin membesar dan akhirnya terlepas dari sel induknya.
Tunas yang terlepas ini kemudian tumbuh menjadi individu
baru. Reproduksi generatif terjadi dengan membentuk askus
dan askospora. Askospora dari 2 tipe aksus yang berlainan bertemu
dan menyatu menghasilkan sel diploid. Selanjutnya terjadi pembelahan secara meiosis, sehingga beberapa askospora
(haploid) dihasilkan lagi. Askospora haploid tersebut berfungsi secara
langsung sebagai sel ragi baru. Cara reproduksi fungi secara seksual ini terjadi saat
reproduksi aseksual tidak bisa dilakukan, misalnya bila suplai
makanan terganggu atau lingkungan hidupnya tidak mendukung. Dalam
kehidupan manusia, S. cerevisiae dimanfaatkan dalam pembuatan roti,
tape, peuyeum, minuman anggur, bir, dan sake. Proses yang terjadi dalam
pembuatan makanan tersebut adalah fermentasi.( widayati, 2009)
2.
Kegunaan Saccaromyces Cereviceae pada
roti
Khamir jenis Saccharomyces cereviceae merupakan jenis
khamir yang paling umum digunakan pada pembuatan roti.
Jenis khamir ini sangatlah mudah untuk dikembangbiakaan serta mudah ditumbuhkan
dikarenakan laju pertumbuhan nya yang relative cepat dan aman jika digunakan
dikonsumsi untuk produk makanan seperti roti.
Kegunaan saccharomyces cereviceae dalam pembuatan roti diantaranya :
Kegunaan saccharomyces cereviceae dalam pembuatan roti diantaranya :
a.
Pengembangan
Adonan.
Penggunaan
mikroorganisme dalam pengembangan adonan masih menjadi fenomena yang asing bagi
masyarakat yang tidak familiar dengan pabrik roti. Udara (oksigen) yang masuk
ke dalam adonan pada saat pencampuran dan pengulenan (kneading) akan
dimanfaatkan untuk tumbuh oleh khamir. Akibatnya akan terjadi kondisi yang
anaerob dan terjadi proses fermentasi. Gas CO2 yang dihasilkan
selama proses fermentasi akan terperangkap di dalam lapisan film gluten yang
impermiabel. Gas akan mendesak lapisan yang elastis dan extensible yang
selanjutnya menyebabkan pengembangan (penambahan volume) adonan.
b.
Asidifikasi.
Selama proses
fermentasi selain dihasilkan gas CO2 juga dihasilkan asam-asam
organik yang menyebabkan penurunan pH adonan. Karena tingginya kapasitas
penyangga (buffer capacity) protein di dalam adonan, maka tingkat
keasaman dapat ditentukan dengan menentukan total asam adonan. Proses
asidifikasi ini dapat dijadikan sebagai indikator bahwa fermentasi adonan
berjalan dengan baik. Dengan demikian pengukuran pH mutlak diperlukan dalam
pengendalian proses.
c.
Produksi Flavor.
Terbentuknya
alkohol, penurunan pH, dan terbentuknya metabolit lainnya secara langsung akan
berperan sebagai prekursor flavor dan rasa roti. Akibat proses fermentasi
tersebut dapat menghasilkan roti dengan mutu organoleptik yang tinggi.
3.
Roti
Roti
adalah sejenis makanan.
Bahan dasar utama roti adalah tepung terigu dan air yang difermentasikan oleh ragi, tetapi ada juga yang
tidak menggunakan ragi. Namun kemajuan teknologi manusia membuat roti diolah
dengan berbagai bahan seperti garam, minyak, mentega, ataupun telur untuk menambahkan kadar protein
di dalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa tertentu. Roti termasuk makanan pokok
di banyak negara
Barat.
Roti adalah bahan dasar pizza dan lapisan luar roti lapis.
Dalam beberapa budaya, roti dipandang sangat penting sehingga menjadi bagian ritual keagamaan.
Ada banyak jenis roti:
Dalam beberapa budaya, roti dipandang sangat penting sehingga menjadi bagian ritual keagamaan.
Ada banyak jenis roti:
· biskuit
· scone
· baguette
· bagel
· tortilla
· pita
· lavash
· pretzel
· donat
Manfaat Roti Gandum Untuk Kesehatan :
a. Mencegah
Diabetes Tipe 2
b. PencernaanBaik
c. Untuk
Perkembangan Otak Janin
d. Mengikat
Asam Penyebab Kolesterol
e. Banyak
Mengandung Nutrisi Yang Baik
f.
Mengurangi Nafsu Makan
g. Mencegah
Anemia
h. Mencegah
Dari Penyakit Jantung
i.
Dapat Menjaga Kesehatan Kulit
j.
Mencegah Batu Empedu
k. Melawan
Kanker Payudara
4.
Gandum
Gandum
(Triticum spp.) adalah sekelompok tanaman
serealia
dari suku padi-padian yang kaya akan karbohidrat.
Gandum biasanya digunakan untuk memproduksi tepung terigu,
pakan ternak,
ataupun difermentasi
untuk menghasilkan alkohol.
Pada umumnya, biji gandum (kernel) berbentuk
opal dengan panjang 6–8 mm dan diameter 2–3 mm. Seperti jenis
serealia lainnya, gandum memiliki tekstur yang keras. Biji gandum terdiri dari
tiga bagian yaitu bagian kulit (bran), bagian endosperma, dan bagian lembaga
(germ)
Gandum
merupakan makanan pokok manusia, pakan ternak dan bahan industri yang
mempergunakan karbohidrat sebagai bahan baku. Gandum dapat diklasifikasikan
berdasarkan tekstur biji gandum (kernel), warna kulit biji (bran),
dan musim tanam. Berdasarkan tekstur kernel, gandum diklasifikasikan
menjadi hard, soft, dan durum. Sementara itu berdasarkan
warna bran, gandum diklasifikasikan menjadi red (merah) dan white
(putih). Untuk musim tanam, gandum dibagi menjadi winter (musim dingin)
dan spring (musim semi). Namun, secara umum gandum
diklasifikasikan menjadi hard wheat, soft wheat dan durum
wheat.
Klasifikasi
Gandum :
a. T.aestivum (hard wheat)
T. aestivum adalah spesies gandum yang paling banyak
ditanam di dunia dan banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan roti karena mempunyai
kadar protein yang tinggi. Gandum ini mempunyai ciri-ciri kulit luar berwarna
coklat, bijinya keras, dan berdaya serap air tinggi. Setiap bulir terdiri dari
dua sampai lima butir gabah.
b. T. compactum (soft wheat)
T. compactum merupakan spesies yang berbeda dan hanya
sedikit ditanam. Setiap bulirnya terdiri dari tiga sampai lima buah, berwarna
putih sampai merah, bijinya lunak, berdaya serap air rendah dan berkadar
protein rendah. Jenis gandum ini biasanya digunakan untuk membuat biskuit
dan kadang-kadang membuat roti.
c. T. durum (durum wheat)
T. durum merupakan jenis gandum yang khusus. Ciri dari
gandum ini ialah bagian dalam (endosperma) yang berwarna kuning, bukan putih,
seperti jenis gandum pada umumnya dan memiliki biji yang lebih keras, serta
memiliki kulit yang berwarna coklat. Gandum jenis ini digunakan untuk membuat
produk-produk pasta,
seperti makaroni,
spageti,
dan produk pasta lainnya.
5.
Jenis Gandum yang
digunakan pada roti
Jenis-jenis Gandum :
a. Gandum SOFT atau Lunak
Mempunyai
jumlah protein sedikit dan mutu yang kurang baik (sifat elastisitasnya kurang
dan mudah putus).
Ciri-ciri gandum jenis ini adalah :
·
Kulit luarnya berwarna kuning atau merah
·
Kadar proteinnya
rendah
b. Gandum
HARD atau Keras
Mempunyai
jumlah protein yang lebih banyak dan mutu yang lebih baik (sifat elastisitasnya
baik dan tidak mudah putus).
Ciri-ciri gandum jenis ini adalah :
·
Kulit luarnya
berwarna coklat
·
Kadar proteinnya
tinggi
6.
Pembuatan roti
6.1
Alat dan Bahan
Alat untuk membuat roti tawar:
1. Baskom
2. Kompor
3. Pengaduk
adonan
4. Pisau
5. Kuas kue
6. Oven
7. Piring
ceper
8. Kain lap
Bahan
untuk pembuatan roti tawar:
1. Terigu 500
gr
2. Gula 125
gr
3. Mentega 80
gr
4. Ragi 22 gr
5. Telur 2
butir
6. Susu cair
125 ml
7. Air hangat
125 ml
8. Garam ½
sendok
6.2
Cara Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
pada pembuatan roti.
2.
Menimbang masing-masing bahan sesuai dengan
komposisinya.
3.
Mengocok telur dan mentega hingga tercampur
dengan rata.
4.
Setelah itu, tambahkan gula lalu mengocok lagi
hingga halus.
5.
Setelah halus, perlahan-lahan masukkan tepung
terigu kedalam wadah lalu diaduk hingga menjadi adonan.
6.
Melarutkan ragi kedalam air hangat sekitar 125
ml lalu mencampurkan kedalam adonan yang sudah jadi.
7.
Setelah itu, tambahkan susu dan garam dan kami
aduk kembali hingga merata.
8.
Jika adonan cair, tambahkan lagi sedikit demi
sedikit tepung terigu sampai menjadi adonan yang padat.
9.
Setelah adonan menjadi padat, bentuk sesuai
yang kami inginkan, memberikan hiasan atau isi untuk didalam roti dan menyimpan
beberapa menit hingga mengembang.
10. Setelah
mengembang, roti dipanggang hingga matang.
11. Setelah
benar-benar matang, siap untuk dihidangkan lalu mengambil gambar roti
menggunakan kamera digital.
Kesimpulan
1.
Bacteria atau Mikroorganisme yang sering digunakan pada saat fermentasi pembuatan roti adalah Saccharomyces
cerevisiae. Jamur ini berperan pada pembuatan roti supaya roti dapat mengembang dengan baik.
2.
Peranan jamur Saccharomyces cerevisiae pada pembuatan roti sebagai pengembangan adonan, asidifikasi, dan produksi flavour.
3.
Gandum yang baik digunakan pada pembuatan roti
ialah gandum jenis soft atau lunak
4.
Roti terutama roti gandum kaya akan manfaat
seperti : mencegah penyakit jantung, baik untuk perkembangan janin, mencegah
batu empedu, melawan kanker payudara, dll.
Daftar Pustaka
http://www.biologi-sel.com/2013/09/cara-membuat-roti-tawar.html
(diakses pada tanggal 12 maret 2017
pukul 18.00 )
https://id.wikipedia.org/wiki/Saccharomyces
(diakses pada tanggal 12 maret 2017 pukul 18.10 )
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/27/peranan-jamur-ragi-saccharomyces-cerevisiae-sebagai-fermentasi-roti/
(diakses pada tanggal 12 maret 2017 pukul 18.10 )
https://id.wikipedia.org/wiki/Gandum
(diakses pada tanggal 12 maret 2017 pukul 18.12 )
Widayati, S., S.
N. Rochmah dan Zubedi. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas X. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 290.
Sebayang, Firman. 2006. Pembuatan etanol dari molase secara
fermentasi menggunakan sel Saccharomyces
cerevisiae yang termobilisasi pada kalsium alginat. Jurnal teknologi proses 5 (2) juli 2006:
68-74. ISSN 1412-7814